Untuk Apa Aku Hidup ?

Daftar Isi [Tampil]
Dok. Pribadi / Ubud, Bali.

Sekali, dua kali, tiga kali tau bahkan lebih mungkin kita pernah bertanya kepada diri sendiri. untuk apa aku hidup? untuk membuat orang tua kita menangis karena kecewa terhadap sikap, ucapan dan perilaku kita terhadap mereka? atau untuk membuat kecewa dan sedih orang-orang yang  berada di sekeliling kita, guru kita, teman-teman kita dan orang lain yang sengaja atau pun tak sengaja telah kita kenal dan mengenal kita ? atau mungkin sebaliknya? 

memberikan manfaat, membuat mereka bangga telah mengenal kita, membuat mereka tersenyum dan menangis haru karena kepatuhan kita terhadap mereka, karena kecerdasan kita, karena ilmu yang kita miliki saat ini ? atau karena kekayaan ? aku rasa tidak !

Baca juga : Kalimat ini Ringan Namun Disukai Allah

Kalo pun iya seperti itu, terus dari mana kita bisa memiliki kecerdasan, ilmu dan kekayanan akan harta yang kita miliki saat ini ? apakah dari hasil kerja keras kita selama ini? keuletan dan ketekunan kita ? atau memang lagi kebetulan saja karena seperti orang bilang lagi hokinya ? 

atau memang yang sudah di gariskan tuhan harusnya ya seperti ini ? Ohh tidak !!! Aku sudah terlanjur sombong ya Tuhan, padahal aku sadar dan aku penah sesekali mendengar kata orang bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, dunia ini fana, aku juga tau aku PASTI akan mati. Tapi seolah aku ini merasa hidupku ini masih lama, masih banyak target DUNIA yang belum akau capai, aku belum punya handphone canggih, laptop, motor, mobil, rumah, dan lain-lain yang serba mewah.

Bahkan aku sadari aku lebih sering melupakan-Mu dan me-nomor sekiankan bahkan mungkin melupakan masalah beribadah kepada-Mu. 

Aku lebih senang bekerja mengejar target-target duniawi, aku lebih senang nongkrong bersama teman-temanku membicarakan hal-hal yang kurang manfaatnya, dari pada aku berdzikir menyebut nama-Mu.

Aku lebih merasa puas ketika aku bangun di sepertiga malam untuk menonton club kesayangan ku bermain di lapangan hijau dari pada aku bersujud meminta ampun dan pertolongan kepada-Mu.

Aku lebih senang membaca pesan-pesan singkat dari teman-temanku, dari pada aku membaca, menghafal dan memahami ayat-ayat-Mu.

Tuhan aku ini sadar, sadar sesadar-sadarnya. tapi kenapa diri ini lebih memilih maksiat dari pada makrifat, kenapa hati ini lebih memilih su’udzan dari pada husnudzhan.

Kenapa aku ini lebih memilih mendengarkan musik dari pada lantunan ayat-ayat Mu yang jelas-jelas akan memberikan pertlongan di alam kubur ku, kenapa diri ini masih juga kikir terhadap harta yang Engkau titipkan kepadaku, padahal aku ini tau di setiap apa yang aku miliki ada hak orang lain di sana.

Baca Juga : Jangan Sombong, Berdo'alah Kepada Allah

Untuk apa aku ini hidup? untuk beribadah kepada-Mu?

Ya tuhan... jangankan aku shalat dengan khusyuk, berhaji kepada tingkatan mabrur, atau sedekah dengan ikhlas.

Basmalah saja aku lupa di setiap memulai hariku, bahkan ketika makanan telah di hadapan mata aku pun tak ingat bahwa itu adalah rizki dari-Mu.

Apakah pantas diri yang kotor dan hina ini mengharapkan surga-Mu? aku takut akan neraka yang orang bilang sangat mengerikan, sangat penuh dengan siksaan karena aku sadar maksiatku tidak lebih sedikit dari pada makrifatku terhadap-Mu. Astagfirullah hal adzim.

0 Response to "Untuk Apa Aku Hidup ?"

Post a Comment

Gimana Artikelnya Gan? Tulis komentar di bawah ini ya !

Iklan

Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan